Minggu, 15 Februari 2009

Konservasi Spesies Endemik


Pulau Sulawesi terletak pada zona Wallace, yaitu zona peralihan antara zona Endomalaya (Sumatera, Jawa, dan Kalimantan) dan zona Australonesia (Nusa Tenggara dan Papua). Letaknya yang strategis membuat Sulawesi dianggap memiliki kekayaan flora dan fauna, yang secara morfologi berbeda dengan kedua zona yang lain. Anoa dan Babirusa adalah contoh spesies yang hanya ditemukan di zona Wallace. Jika boleh penulis berasumsi, masih banyak jenis lain dari flora dan fauna di pulau Sulawesi yang belum diketahui endemisitasnya, yang hanya ditemukan di pulau tersebut.

Keadaan ini juga sangat mungkin berlaku bagi kepulauan Selayar. Sebab secara teoritis, dari tiga spesies yang ada di suatu kepulauan, dimungkinkan salah satunya endemik. Belum banyak pakar yang melakukan penelitian secara intensif terhadap kekayaan jenis flora dan fauna yang terdapat di kabupaten kepulauan Selayar. Sehingga tidak dapat diketahui secara pasti kebenaran teori tersebut (paling tidak, untuk diberlakukan di Selayar). Jika anda berniat mengidentifikasinya, dunia konservasi akan sangat menghargai hasil kerja anda.

Beberapa contoh spesies yang dapat dikonservasi dari kelas flora adalah berbagai jenis jeruk. Jika penduduk setempat menyebut ‘Jeruk Selayar’, adakah kemungkinan jenis ini hanya terdapat di Selayar? Semoga pertanyaan ini sudah ada jawabannya (meskipun pada buku identifikasi belum pernah penulis temukan nama ‘Jeruk Selayar’ berdiri sendiri sebagai spesies).

Kelapa juga merupakan tumbuhan (maaf, penulis tidak tahu apakah kelapa di Selayar itu tumbuhan atau tanaman) yang melimpah ruah. Pernahkah ada yang mengidentifikasi varietasnya? Diasumsikan dari sekian banyak pohon kelapa di berbagai daerah, masing-masing merupakan varietas yang berbeda. Bahkan jika diuji secara molekuler, dan kesamaan antara dua varietas kelapa tersebut kurang dari 80%, maka keduanya dianggap berbeda spesies. Menarik bukan?

Dari kelas fauna, Selayar yang dikaruniai banyak pantai karang tentu memiliki kekayaan Invertebrata yang tinggi. Mulai dari phylum Porifera, Coelenterata, Arthropoda, Mollusca, dan mungkin yang paling banyak jumlahnya adalah anggota dari phylum Echinodermata. Di antara berbagai jenis Invertebrata ini, boleh jadi salah satunya merupakan spesies endemik yang ada di kepulauan Selayar. Sebuah anugerah lain, di antara keindahan yang ada sebelumnya.

Spesies endemik dari jenis flora dan fauna ini memerlukan identifikasi yang lebih luas, untuk kepentingan konservasi. Sehingga hasilnya dapat memerikan kekayaan flora dan fauna yang menghuni daratan dan pantai Selayar. Apakah sebenarnya tujuan identifikasi ini? Jika hasil identifikasi tidak menunjukkan adanya spesies baru, maka identifikasi bertujuan untuk mengetahui kekayaan jenis di kepulauan tersebut, untuk selanjutnya dikonservasi. Tetapi jika hasil identifikasi ditemukan adanya variasi yang memunculkan varietas, maka identifikasi sangat berguna untuk pemuliaan. Menghasilkan tanaman komoditas yang tidak itu-itu saja, tetapi mampu berkembang menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.

Penulis sangat berharap ada kaum muda daerah, terutama dari kalangan mahasiswa yang menjadikan wacana ini sebagai objek penelitian. Apakah anda tahu, betapa Indonesia sangat minim dalam kepemilikan staf ahli di bidang konservasi flora dan fauna? Apalagi untuk mengidentifikasi spesies endemik di suatu kepulauan, hampir tidak ada. Penelitian-penelitian kekayaan jenis lebih banyak dilakukan oleh peneliti asing yang hasilnya justru merugikan Negara kita. Mereka meneliti untuk tujuan pemuliaan, setelah menghasilkan varietas atau bahkan spesies yang khas, hasilnya kemudian dipatenkan, dan akan kita beli sebagai komoditas mereka, dengan harga yang lumayan mahal.

Jogjakarta, 14 Februari 2009

Maksud hati tak sekedar berkata-kata, namun jarak dan batas waktu terlanjur melapukkan usia…

Tidak ada komentar: