Kamis, 27 November 2008

Laa Taghdhab

Pembahasan kali ini adalah tentang hadits Arbain ke-16, marilah kita simak terjemahan dari matan hadits tersebut.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu bahwasanya seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: "Berilah aku wasiat". Beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda "Laa Taghdhab" (Janganlah marah) Lalu ia minta wasiat lagi sampai beberapa kali. Beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda : "Laa Taghdhab" (Janganlah marah) Diriwayatkan oleh Imam Bukhari

Biografi Perawi Hadits

Metodologi kitab hadits dari Imam Nawawi yang berkaitan dengan perawi hadits (sahabat yang meriwayatkan hadits), yaitu nama lengkap perawi hadits hanya disebutkan pada hadits yang pertama dituliskan dalam kitab tersebut, dan pada hadits-hadits berikutnya disebut nama kuniahnya saja, atau nama yang masyhur dari sahabat tersebut.

Nama lengkap Abu Hurairah adalah Abdurrahman bin Shakhr Radhiyallahu 'Anhu

Keutamaan Hadits

Menurut Al Jardany hadits ini merupakan hadits yang sangat agung dan termasuk Jawami' Al Kalim (Perkataan Rasulullah yang singkat tapi padat) karena mengumpulkan kebaikan dunia dan akhirat, dan menyuruh untuk menjauhi sebab-sebab untuk marah dan untuk membebaskan seseorang dari sifat marah.

Marah merupakan kumpulan dari seluruh keburukan.

Penjelasan Hadits

1. Dibolehkannya untuk meminta wasiat kepada orang alim suatu hal yang baik. Karena saudara adalah cermin bagi diri kita. Bahkan banyak yang mengatakan sunnah, utamanya perkara kebaikan. Tidak diketahui secara pasti, siapa sahabat yang datang meminta nasehat tersebut. Terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ulama, ada yang mengatakan Abu Darda, tetapi ada yang mengatakan Jariyah bin Qudamah atau yang lain. Tetapi dari kalangan shahabat, banyak yang menshahihkan Abu Darda, karena Jariyah adalah seorang tabi'in. Wallahu a'lam

2. Pertanyaan yang diajukan tiga kali, menunjukkan tidak dilarang meminta tambahan nasehat

3. Tidak mengapa menekankan sesuatu yang harus diperbaiki oleh saudaranya

4. Marah itu kebiasaan yang setiap orang memilikinya

5. Sifat marah itu tidak tercela secara mutlak, bahkan terkadang dia terpuji atau pantas untuk dimunculkan karena Allah dan rasul-Nya juga mempunyai sifat marah.

Beberapa ayat Al Qur'an yang menjelaskan hal tersebut

Q.S. Al Fath (48) : 6

Dan supaya dia mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah. mereka akan mendapat giliran (kebinasaan) yang amat buruk dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka jahannam. dan (neraka Jahannam) Itulah sejahat-jahat tempat kembali.

Q.S. Al Mumtahanah (60) : 13

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah. Sesungguhnya mereka Telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang Telah berada dalam kubur berputus asa.

Ayat-ayat tersebut menjelaskan bahwa kemarahan Allah Subhanahu wa Ta'ala hanya untuk orang-orang tertentu.

Sifat marah Allah Subhanahu wa Ta'ala ada 2, yaitu:

1. Makar

Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. (Q.S. Ali Imran : 54)

2. Istihza' (mengolok-olok)

Orang-orang yang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka: "Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan rasul-Nya)." Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti itu.

Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja." Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?"

Beberapa dalil yang menjelaskan kemarahan para nabi

Q.S. Al A'raaf (7) : 150

Dan tatkala Musa Telah kembali kepada kaumnya dengan marah dan sedih hati berkatalah dia: "Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan sesudah kepergianku! apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu? dan Musa pun melemparkan luh-luh (Taurat) itu dan memegang (rambut) kepala saudaranya (Harun) sambil menariknya ke arahnya, Harun berkata: "Hai anak ibuku, Sesungguhnya kaum Ini Telah menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka membunuhku, sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh-musuh gembira melihatku, dan janganlah kamu masukkan Aku ke dalam golongan orang-orang yang zalim"

Q.S. Al Anbiya (21) : 87

Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), Maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, Sesungguhnya Aku adalah termasuk orang-orang yang zalim."

6. Hukum asal dari marah adalah TERCELA

7. Beberapa obat untuk melawan marah

a. Dengan do'a, karena Allah yang menciptakan rasa marah

b. Banyak berdzikir, karena marah itu datangnya dari syaitan

c. Mengingat ayat-ayat atau hadits-hadits tentang kebaikan orang-orang yang dapat menahan marahnya

Barang siapa yang menahan amarahnya padahal dia mampu untuk melampiaskannya akan dipanggil oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala di hadapan makhluk dihari kiamat nanti dan dipilihkan bidadari mana yang ia inginkan (Diriwayatkan oleh Abu Daud dan Tirmidzi.

Q.S. Ali Imran (3) 133 – 134

133. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,

134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

d. Membaca taawudz, karena salah satu pintu syaitan mengganggu manusia adalah dengan marah

Q.S. Fushilat (41) : 36

Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, Maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.

e. Mengubah posisi, untuk mengurangi reaksi aliran darah

f. Berwudhu

g. Selalu memberikan hak pada tubuh

Faedah Hadits

1. Memberikan nasehat pada orang yang mencarinya atau memintanya dan salah satu hak muslim atas muslim lainnya adalah nasehat

2. Mengulang-ulang nasehat bermanfaat bagi yang diberi nasehat

3. Marah yang dicela adalah yang dikarenakan dunia, adapun jika marah disebabkan agama dan dalam rangka membela agamanya adalah marah yang terpuji.

Terpeluk Bayangan

Beberapa waktu yang lalu saya berkesempatan bertemu dengan Bapak Kepala Sekolah saya di SMU dulu. Layaknya seorang ‘murid’, saya pun mencoba menggali petuah-petuah bijak dari beliau. Belajar berkaca diri terhadap nasib pendidikan, dunia yang telah membesarkan saya sekaligus mengisi lebih dari 90% hidup saya, karena sejatinya hidup itu sendiri adalah proses belajar.

Memprihatinkan. Itu kesan pertama yang saya tangkap dari beliau, ketika mengurai suasana pendidikan di wilayah yang beliau ampu dan sekitarnya. Jauh dari sehat, kurang kompetitif, dan ‘terkenal’ arogan.

Terlepas dari perbincangan itu, saya mencoba merenungkan penilaian beliau tersebut. Mengingat-ingat kembali pola-pola pembelajaran yang juga saya rasakan, hampir 15 tahun, lebih dari separuh umur saya.

Mencerdaskan manusia memang harus dengan cara-cara manusia. Sarat keinginan menuju sempurna, tapi tetap dengan cacat di mana-mana. Itulah manusia, kesempurnaannya adalah ketidaksempurnaan itu sendiri. Saya kira kita sepakat, kelemahan bukanlah alasan, tapi peluang. Peluang untuk maju, menjadi lebih baik, menyelamatkan generasi selanjutnya. Sepertinya belum terlambat. Kalaupun terlambat, itu lebih baik, daripada tidak sama sekali.

Pembahasan ini bersifat umum, jika saya menyebut siswa, bukan berarti saya bercerita tentang SMA. Jika saya menyebut guru bukan berarti itu sekolah (bisa berarti kampus atau lembaga pendidikan lainnya). Cerita-cerita ini adalah bagian dari bayangan masa lalu saya, saat menjadi siswa dari guru saya, lalu kemudian menjadi guru bagi siswa saya.

Cerita pertama, kelemahan guru dalam menilai siswa.

Banyak guru yang melihat siswa dari latar belakang orang tua atau status sosial. Sebenarnya itu tidak masalah, apalagi untuk mengenal satu per satu peserta didik. Masalahnya adalah jika hal tersebut dijadikan landasan untuk memberikan penilaian terhadap kecerdasan siswa, baik dari sisi kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Contoh kasus, seorang siswa yang selalu mendapat nilai sembilan (maksimal) pada mata pelajaran tertentu, karena orang tuanya pakar di bidang tersebut. Atau contoh lain, seorang siswa yang ditunjuk secara acak untuk menjadi bendahara organisasi sekolah karena dia anak orang kaya. Contoh lain lagi, siswa yang sudah dikenal kurang pandai, hasil ujiannya tidak diperiksa lagi. Padahal belum tentu, kekurangannya di satu bidang adalah kekurangannya di bidang lain, ini jelas merugikan dan tidak mendidik. Bagaimana jika saya menjadi guru dan meniru cara guru saya dulu menilai siswa-siswanya? Bagaimana jika 25% dari 150 siswa yang saya ajar berpikir seperti saya? Sederhana memang, tapi efek kumulatifnya bisa berdampak buruk bagi kelanjutan pendidikan secara komprehensif.

Mari kita introspeksi diri, adakah kita termasuk guru seperti itu? Kenyataannya sindrom ini banyak menimpa guru-guru Sekolah Dasar atau Sekolah Menengah Pertama. Di saat seorang siswa belajar membangun kepercayaan diri atas kecerdasan intelektualnya, saat yang sama banyak pula guru yang berpikir, ‘ah santai saja, kan masih SD’.

Harusnya guru belajar menilai siswa dari siswa itu sendiri, hasil belajarnya secara berkala, semester ini kurang, semester depan jadi lebih baik, atau sebaliknya. Tidak melulu yang sudah bermerek pintar selalu tetap pintar, dan yang kurang tetap terpinggirkan. Kita semua tahu, setiap yang terlahir pasti dengan keajaibannya masing-masing. Perubahan bisa terjadi kapan saja, oleh siapa saja, dalam hal apa saja.

Cerita kedua, kelemahan siswa dalam ajang kompetisi.

Dulu saya berpikir, hanya guru saya yang tidak berani mengirim kami untuk ikut serta dalam event-event kompetisi (cerdas cermat, kompetisi sains, dll) yang diadakan antar sekolah antar provinsi. Ternyata pikiran saya salah. Pada kenyataannya guru-guru di kota yang lebih besar juga demikian. Banyak siswa-siswa yang akhirnya mengikuti event-event kompetisi dengan diantar (disponsori dan didukung) oleh orang tua mereka, bukan sang guru. Rupanya guru-guru kurang memperhatikan kebutuhan ini. Pikiran nakal saya mengatakan, sebenarnya guru saya takut kami kalah, atau takut ketahuan kelemahan pembelajaran yang diberikannya?. Entahlah, saya juga tidak tahu.

Contoh kasus misalnya, siswa-siswa di kabupaten tidak dikirim ke sebuah event karena akan bersaing dengan siswa-siswa dari banyak kabupaten. “Kita tidak akan menang” begitu kira-kira asumsinya, meskipun tidak pernah diperdengarkan kepada kami, para siswa. Pertanyaan saya, lalu kapan kita menang kalau tidak pernah kalah? Bagaimana kita akan menang atau kalah kalau tidak pernah dicoba? Bukankah kalah menang itu soal biasa? Dan bukankah kalah bertanding itu lebih baik, daripada menjadi penonton untuk sesuatu yang selayaknya kita bertarung di dalamnya? Pertanyaan-pertanyaan itu yang harusnya diselami oleh semua guru dan yang akan menjadi guru (karena kita semua adalah guru, minimal untuk diri kita sendiri), kewajiban untuk mendidik, bukan sekedar mengajar.

Suatu ketika seorang rekan yang dinyatakan lulus (bebas tes) di sebuah perguruan tinggi ternama di Pulau Jawa urung untuk berangkat. Kepada saya, beliau menyampaikan keluhannya, yang kurang lebih seperti ini “Saya tidak merasa mampu bersaing di sana, saya khawatir orang tua saya kecewa, karena pengorbanan yang mereka berikan tidak sebanding dengan prestasi yang bisa saya capai.”

Cuplikan di atas hanya satu dari sekian banyak kasus ‘minder’ yang tidak pada tempatnya. Kalau saja kita terbiasa bertemu dan berkompetisi dengan siswa-siswa yang lain, jiwa kita tidak akan dikuasai rasa takut seperti itu. Banyak teman-teman kita yang ternyata setelah terbiasa dengan dunia kompetisi, terlahir sebagai kompetitor sejati. Bercita-cita untuk menang, tetapi tidak pernah takut dengan kekalahan.

Cerita ketiga, tentang generasi Oemar Bakri saat ini.

Seperti apa generasi guru sekarang? Pernahkan teman-teman melihat bagaimana mahasiswa (calon guru) berdemonstrasi? Awalnya memang mereka memiliki niat yang suci. Tapi rasanya untuk saat ini niat itu tak seperti dulu lagi. Bahkan saat ini, kebanyakan persoalan bersama berujung pada demonstrasi yang tidak bersahabat. Tanpa panjang lebar teman-teman juga tahu, demonstrasi yang dimotori mahasiswa cenderung identik dengan kekerasan. Ditirukan oleh siswa-siswa sekolah menengah, sampai sekolah dasar. Anda sudah pernah menyaksikan murid-murid SD berdemonstrasi bukan?. Itu aspek arogansinya. Belum lagi ‘maaf’ jika kita menyoal kualitas intelektualnya. Coba teman-teman amati, siapa yang jadi guru di sekolah-sekolah kita sekarang? Berapa persen saja yang sesungguhnya layak menjadi guru. Selebihnya, mereka hanya ada karena titisan kolusi dan nepotisme, tidak lebih dari itu.

Belajar dari pengalaman masa lalu, sangat diharapkan kepada generasi Oemar Bakri agar bersikap lebih bijaksana, membangun objektivitas terhadap siswa, layaknya kita yang lebih senang dinilai dari hasil kerja kita daripada disebut atas nama orang tua. Belajar untuk optimis dengan peserta didik, mengikutsertakan mereka dalam berbagai ajang kompetisi, melatih mereka bersaing secara positif, sekaligus meng up-grade intelektualitas kita sendiri. Sebab ilmu senantiasa berkembang, menggilas siapa saya yang duduk diam tanpa perubahan.

Ambillah apa saja yang baik dari guru-guru kita, ilmu mereka yang membuat kita bisa berpikir lebih baik dari kebodohan berpikir kita dahulu. Kalaupun kita sempat kehilangan peluang karena ketakutan mereka terhadap kegagalan kita, minimal kita tidak mengulangnya kembali. Tidak menjadikan kehidupan kita terpeluk dalam bayang-bayang masa lalu. Masa lalu pendidikan kita yang sejatinya kita sesali kekurangannya, kita nikmati kelebihannya, dan kita rindukan keindahannya. Satu hal yang pasti, selalu ada jalan untuk kita perbaiki dan terus diperbaiki.

Jogjakarta, 8 November 2008

Kamis, 20 November 2008

Ekologi olympiad

Materi-materi dasar yang biasanya mengisi lembar-lembar soal olimpiade sains biologi di bidang ekologi ya yang ini, simak baik-baik ya… sukses

Individu : unit organisme

Populasi

Struktur Populasi : dispersi, usia, ukuran dan jenis kelamin

Dinamika populasi : rasio kelahiran dan kematian, pertumbuhan eksponensial dan logistik, carring capacity

Regulasi populasi : dinamika metapopulasi

Komponen Biotik

Keanekaragaman spesies dan diversitas

Niche (relung ekologi), prinsip kompetisi

Interaksi intraspesifik : kompetisi, predasi, simbiosis

Dinamika komunitas : suksesi

Bioma darat

Bioma perairan

Ekosistem

Struktur tropik : rantai makanan

Tingkatan tropik : produsen, konsumen, dekomposer

Aliran energi

Produktivitas

Siklus biogeokimia

Biosfer dan Manusia

Pertumbuhan populasi manusia

Polusi : biodiversitas, konservasi in situ dan ex

Soal-Soal Latihan

1. Dalam suatu ekosistem, spesies manakah yang memiliki jumlah biomassa terbesar?

  1. produsen
  2. konsumen primer
  3. konsumen sekunder
  4. konsumen tersier
  5. tergantung iklim yang ada pada ekosistem tersebut

2. Di suatu padang rumput, rumput dimakan jangkrik, jangkrik dimakan katak, dan katak dimakan ular. Manakah organisme yang merupakan konsumen sekunder?

  1. rumput
  2. jangkrik
  3. ular
  4. katak
  5. ular dan katak

3. Dalam suatu siklus karbon, manakah di antara jawaban di bawah ini yang manusia paling banyak berperan di dalamnya?

  1. pembakaran bahan bakar fosil
  2. respirasi
  3. fotosintesis
  4. pelapukan
  5. aktivitas vulkanik

4. Berikut merupakan mekanisme fiksasi nitrogen dalam ekosistem. Manakah yang tidak tepat?

A. dilakukan oleh Cyanobacteria

B. proses industri melalui temperatur dan tekanan yang tinggi

C. mikroorganisme dalam nodul-nodul akar tanaman Leguminaceae

D. ketika terjadi petir/kilat di langit

E. melalui denitrifikasi

5. Manakah dari pernyataan di bawah ini yang menunjukkan "faktor yang tidak tergantung pada kepadatan populasi" (density independent factor) yang mengendalikan kepadatan suatu populasi:

I. insektisida yang digunakan untuk mengendalikan serangga hama

II. tupai yang bertahan hidup pada periode musim dingin

III. berkurangnya populasi burung karena kurangnya sumber makanan pada musim dingin

IV. meningkatnya hama wereng pada pertengahan musim tanam padi

V. siput dalam jumlah besar yang makan pada beberapa tanaman kubis

Pilihlah salah satu jawaban yang benar di bawah ini:

  1. I dan II
  2. I, II, dan III
  3. III dan IV
  4. III
  5. III, IV dan V

6. Mencangkul dan membajak tanah adalah salah satu kegiatan yang dilakukan oleh petani sebelum memulai masa tanam. Apakah tujuan utama dari kegiatan tersebut?

  1. meningkatkan aerasi tanah
  2. mengusir predator
  3. mengurangi kompetisi intra-spesifik
  4. meningkatkan drainase tanah
  5. mengurangi kompetisi interspesifik

7. Tupai merah adalah hewan asli yang ada di kepulauan Inggris. Pada tahun 1876, tupai abu-abu Amerika dimasukkan ke Inggris yang menyebabkan punahnya tupai merah Inggris. Tupai merah Inggris saat ini hanya ditemukan di pulau-pulau yang tidak terdapat tupai abu-abu Amerika di dalamnya. Manakah di antara pernyataan di bawah ini yang paling benar?

  1. tupai merah dan abu-abu berbagi habitat dan relung yang sama
  2. tupai merah dan abu-abu berbagi habitat yang sama
  3. tupai merah dan abu-abu berbagi relung yang sama
  4. tupai abu-abu menyerang tupai merah
  5. tupai merah bermigrasi ke daerah yang tidak terdapat tupai abu-abu

8. Di laut, populasi organisme yang paling padat akan dijumpai di dekat permukaan. Hal ini terjadi karena

  1. daerah permukaan tidak terlalu tercemar
  2. daerah bawah laut banyak mengandung limbah buangan
  3. air laut mengandung lebih banyak mineral daripada air tawar
  4. intensitas cahaya berkurang dengan bertambahnya kedalaman
  5. konsumen primer terbesar dijumpai dekat permukaan

9. Bioma manakah yang memiliki karakteristik permafrost?

A. padang rumput Alpin

B. hutan deciduous temperate

C. padang rumput temperate

D. hutan boreal temperate

E. tundra

10. Tingkatan trofik yang kehilangan panas pada proses pernapasan adalah detrivora, karena

A. memperoleh energi dari produsen dan konsumen

B. menggunakan sebagian materi hasil dekomposisi

C. bentuknya kecil

D. memiliki tingkat metabolisme yang tinggi

E. tidak selektif dalam memilih makanan

11. Pernyataan manakah yang memberikan penjelasan terbaik mengenai kenapa komunitas baru dapat menggantikan komunitas yang sudah ada?

A. spesies pada komunitas yang sudah ada mati karena usia tua

B. spesies pada komunitas yang sudah ada mati akibat timbulnya penyakit

C. dengan waktu yang cukup, spesies baru yang dapat berkompetisi untuk dapat memperoleh sumber daya yang sama dengan spesies yang telah ada

D. terjadi kepunahan spesies yang sudah ada

E. karakteristik biotik dan abiotik dari habitat berubah akibat pengaruh dari komunitas yang telah ada

12. Manakah dari tingkatan dalam piramida ekologi yang paling rentan terhadap magnifikasi biologi?

A. konsumen tersier

B. konsumen sekunder

C. konsumen primer

D. detritus

E. kemungkinan semuanya akan sama-sama dipengaruhi

13. Tanaman padi merupakan anaerob (tidak memerlukan oksigen) dan melepaskan gas. Tahapan yang mana pada siklus nitrogen hal tersebut terjadi?

A. denitrifikasi

B. imobilisasi

C. mineralisasi

D. fiksasi nitrogen

E. volatilisasi

14. Dari pernyataan di bawah ini, mana yang kemungkinan besar berlaku untuk pohon beringin yang berumur 50 tahun?

A. spesies ini terpencar secara mudah

B. spesies ini teradaptasi pada habitat yang stabil

C. spesies ini mengalokasikan sebagian besar energinya untuk tumbuh

D. spesies ini tergolong semelparous

E. spesies ini memiliki kisaran toleransi yang lebar

15. Jenis bioma pada suatu daerah dengan curah hujan rata-rata antara 200 - 400 mm per tahun, dan suhu rata-rata antara 25 - 35oC adalah:

A. hutan hujan tropis

B. padang rumput

C. gurun pasir tropis

D. tundra

E. gurun pasir sejuk

16. Pada tahun 1883, letusan gunung Krakatau memusnahkan semua bentuk kehidupan pada kepulauan kecil di sekitarnya. Berkaitan dengan adanya vegetasi hutan yang dapat dijumpai sekarang, pernyataan mana di bawah ini yang tidak benar?

A. telah terjadi proses suksesi primer

B. vegetasi telah melalui berbagai tahapan seral

C. vegetasi sekarang merupakan tahapan klimaks

D. tahapan pioner didominasi oleh tumbuhan berstrategi

E. kemampuan memencar (dispersal) bukan merupakan faktor penting dalam suksesi

17. Di laut, populasi organisme yang paling padat akan dijumpai di dekat permukaan. Hal ini terjadi karena

A. daerah permukaan tidak terlalu tercemar

B. daerah bawah laut banyak mengandung limbah buangan

C. air laut lebih banyak mengandung mineral daripada air tawar

D. intensitas cahaya berkurang dengan bertambahnya kedalaman

E. konsumen primer terbesar dijumpai dekat permukaan

18. Laju penyimpanan energi oleh tumbuhan sebagai hasil fotosintesis disebut

A. biomassa

B. produktivitas primer

C. produktivitas sekunder

D. produktivitas kotor

E. panen tegakan

19. Manakah dari pernyataan di bawah ini yang paling tepat dalam mendeskripsikan peran detritivor dalam siklus karbon?

A. merupakan mikroorganisme yang memisahkan senyawa organik dari materi yang telah mati

B. merupakan jamur yang menggunakan pencernaan ekstraseluler untuk memisahkan senyawa organik dari materi yang telah mati

C. merupakan organisme yang memakan kotoran makhluk hidup

D. merupakan hewan yang memperluas permukaan materi-materi yang sudah mati untuk dekomposer

E. merupakan hewan yang memisahkan senyawa organik dari materi yang telah mati

20. Manakah dari pernyataan di bawah ini yang menunjukkan alasan yang paling tepat dalam penggunaan tanaman legum dalam perkebunan dengan sistem rotasi?

A. tanaman legum menjadi penyedia sumber alami dari nitrat

B. akan membuat struktur tanah menjadi lebih gembur untuk tanaman berikutnya

C. tanaman legum merupakan tanaman yang kaya akan protein

D. tanaman legum menjadi penyedia sumber alami dan amonium

E. tanaman legum merupakan pakan yang baik untuk ternak

Luka Tak Berobat

Andai saja ada yang tau betapa sakitnya aku melewati semua ini…

mungkin tak ada lagi yang tega melukaiku

sedetik pun

Telah lama semua itu berlalu, tapi bekasnya tetap meninggalkan luka

Luka yang meradang dan kian meradang

Perih rasanya jiwa ini menanggung luka ini sendiri…

Luka yang ditoreh tegas oleh orang-orang yang seharusnya melindungi

Perih… karena luka itu ada di atas luka yang lain,

luka yang sama-sama tak terobati

Indah… aku melihat senyum kalian begitu indah

Tulus… melebihi ketulusan seorang kekasih sejati

Tapi sayang, ternyata semua itu hanya bayangan

Semu, seperti sinar pualam rembulan. Segera hilang, jika bersua fajar

Aku tidak pernah tahu, kalau aku pun pernah tersenyum manis di atas luka orang lain

Luka yang akhirnya melukaiku tanpa pernah aku sempat berkata sesuatu…

Jogjakarta, 3 November 2008

Opini dalam Opini

Pada pelajaran kali ini, kita akan melanjutkan materi tentang jenis-jenis tulisan. Jenis tulisan yang akan dibahas selanjutnya tentu bukan lagi tulisan untuk berita reportase. Tetapi jenis-jenis tulisan lain yang mengisi sebuah mading, buletin, atau Koran dan majalah. Untuk session pertama, kita akan mengupas tentang opini.

Pada pembahasan yang lalu, saya telah menyampaikan bahwa berita (apapun jenisnya) tidak mengandung pendapat pribadi, merupakan fakta yang harus dituliskan secara jelas, boleh dengan detail ataupun dalam bentuk headline. Maka pembahasan kali ini akan mengupas tentang rubrik-rubrik yang bisa menampung pendapat pribadi. Menuangkan ide-ide cemerlang, kritik, saran, protes, atau apapun yang bersifat personal atau lembaga.

Dalam sebuah surat kabar dikenal ada jenis tulisan berita, feature, tajuk, pojok, kolom, surat pembaca, iklan. Biasanya ada pula fiksi, karikatur, atau foto-foto. Berita dan feature adalah fakta, pojok dan tajuk adalah opini dari pengasuh koran, kolom dan surat pembaca adalah opini dari luar, iklan adalah sumber pemasukan untuk penerbitan, sedang fiksi adalah karangan yang fiktif, bisa sebagai cerita bersambung, cerpen, dan sebagainya.

Jadi opini adalah pendapat seseorang, baik atas nama pribadi maupun kelompok atau lembaga. Kolom dan surat pembaca termasuk dalam opini. Intinya, opini bukanlah berita. Berita yang dicampur dengan opini menjadi rancu, dan mengaburkan nilai berita itu sendiri. Berita pun menjadi tidak obyektif lagi.

Opini bisa merupakan pandangan seseorang tentang berita aktual, dan bukan berita itu sendiri. Opini biasanya menyoroti sebuah berita aktual dengan memberi pendapat-pendapat, baik saran, solusi, kritik dan sebagainya. Untuk membuat tulisan bentuk ‘opini’ mulailah dengan mencari topik, biasanya penulis membuat tulisan dari topik yang sedang hangat diperbincangkan. Misalnya tentang ‘Global Warming’. Seorang penulis bisa saja mengambil sudut pandang mana saja untuk menjadikan topic tersebut sebagai opini. Bisa mendeskripsikan tentang sebab-sebab atau dampak yang ditimbulkan. Bisa juga kritik kepada masyarakat global, atau saran konservasi, atau yang lain-lain lagi.

Tentu untuk menuliskan hal-hal tersebut, penulis butuh referensi, maka berita-berita di koran atau majalah dapat dijadikan referensi. Sumber lain yang dapat digunakan adalah jurnal-jurnal hasil penelitian para ahli, atau referensi-referensi pendukung lainnya.

Nah, disinilah kekayaan bacaan dibutuhkan. Jika saat menulis berita, kita hanya dituntut untuk pandai bertutur kata, agar berita yang kita tulis informatif, maka saat menulis opini kita dituntut untuk memiliki dasar-dasar berpikir yang jelas, untuk setiap tulisan yang kita tulis. Ingat, tulisan anda akan dibaca banyak orang, dan boleh jadi mempegaruhi pola berpikir mereka terhadap objek yang anda tuliskan. Maka membekali diri dengan referensi jauh lebih baik daripada menuliskan omong kosong yang menyesatkan.

Ok, ini dulu ya… selamat berlatih dan berlatih… sukses untuk anda,, Geits!!

Jogjakarta, 16 November 2008

Bulu Babi

Pada tahun 1999, saya bersama dua orang rekan menulis sebuah artikel ilmiah tentang Bulu babi. Ini memang hanya persoalan nama, tetapi cukup banyak audiens yang memandang sebelah mata pada artikel yang kami tulis. Padahal sebenarnya Bulu babi yang kami maksud adalah jenis landak laut yang berduri lebih tajam dan kaku.

Pada masyarakat di daerah pantai karang, Bulu babi biasanya dijadikan sebagai bahan makanan, yahh menurut orang-orang yang pernah menikmatinya, konon kelezatannya dapat menyamai ikan bakar. Nah artikel ilmiah kami menuliskan tentang asupan protein yang dikandung spesies ini.

Dua tahun berselang setelah publikasi, kami mendapati bahwa nama ilmiah Bulu babi bukanlah seperti yang kami publikasikan. Waktu itu kami menulis Arbacia punctulata sebagai nama ilmiah Bulu babi. Padahal nama itu adalah nama ilmiah dari landak laut. Maka kepada teman-teman, kami menyampaikan bahwa sebenarnya nama ilmiah Bulu babi adalah Centelocentrotus sp.

Berikut adalah hierarki taksa Landak Laut (Arbacia punctulata):

Regnum : Animalia

Phylum : Echinodermata

Classis : Echinoidea

Genus : Arbacia

Spesies : Arbacia punctulata

(Sumber: Engemann)

Maaf yaa ini aja, karena kami tidak punya gambar Bulu babi, sehingga tidak ada pembandingnya.

Buat teman-teman yang berdomisili di daerah pantai karang, kedua spesies ini banyak dijumpai di sana. Silahkan dibandingkan, morfologi dan cita rasanya.