Senin, 25 Agustus 2008

Lelaki yang Terhormat


Saudaraku, aku ingin mengajarkanmu tentang sabar, jika kau sudah tau, maka biarkan aku mengingatkanmu, agar kelak aku tak mendengar keluhmu dalam perjalananku. Takdir telah memilih bahtera yang berbeda untukmu dan untukku, maka kemudikanlah bahteramu dengan segenap ilmu yang dititipkan Sang Pemilik Ilmu kepadamu. Kebenaran imanmu terletak pada keridhaanmu atas takdir yang telah ditoreh tegas atas namamu. Maka jangan pernah mengeluh kepadaku karena itu akan menunjukkan kelemahan imanmu, dan bersandarlah kepada Allah, atas semua hal yang menyertaimu.
Umar bin Al Khaththab pernah mengatakan, “Sebaik-baik kehidupan yang kami alami adalah dengan kesabaran. Seandainya kesabaran itu seorang lelaki, pastilah dia seorang lelaki yang terhormat.”
Ali bin Abi Thalib berkata, “Ketahuilah bahwa sesungguhnya sabar itu laksana kepala bagi jasad. Jika kepala diputus, tidak ada gunanya jasad ini.” Kemudian dia mengangkat suaranya dan berkata, “Sesungguhnya tidak ada iman bagi seseorang yang tidak memiliki kesabaran.”
Al Hasan berkata, “Sesungguhnya kesabaran adalah salah satu harta simpanan kebaikan, dan Allah hanya akan memberikannya kepada seorang hamba yang mulia di sisi-Nya.”
Umar bin Abdul Aziz berkata, “Sekali-kali Allah tidak mengaruniakan nikmat kepada seorang hamba, kemudian Dia tarik nikmat itu dan Dia gantikan dengan kesabaran, kecuali bahwa Allah menggantinya dengan yang lebih baik dari apa yang telah Dia cabut darinya.”
Sulaiman bin Al Qasim mengatakan, “ Setiap amalan itu jelas diketahui ganjarannya kecuali sabar.” Sebab Allah berfirman: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka dengan tanpa batas.” {Q.S. Az Zumar (39) : 10}
Dan tahukah kamu saudaraku, puncak dari semua kesabaran itu adalah firman Allah dalam Qur’an Surah Ar Ra’d (13) : 22 – 24
“Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik); (yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang shaleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): “Salamun ‘alaikum bima shabartum (keselamatan atasmu berkat kesabaranmu). Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.”
Saudaraku, itulah nasehat yang kutitipkan untukku dan untukmu, untuk perjalanan menuju keabadian, semoga kita tak keliru mengambil jalan, menukar petunjuk dengan kesesatan.
Keyboard, 21 Juli 2008, 15:53
Kutulis untukmu, yang telah menukar keyakinan dengan logika
Semoga kelak Allah menyentuh angkuhmu dengan kearifan-Nya