mungkin tak ada lagi yang tega melukaiku
sedetik pun
Telah lama semua itu berlalu, tapi bekasnya tetap meninggalkan luka
Luka yang meradang dan kian meradang
Perih rasanya jiwa ini menanggung luka ini sendiri…
Luka yang ditoreh tegas oleh orang-orang yang seharusnya melindungi
Perih… karena luka itu ada di atas luka yang lain,
luka yang sama-sama tak terobati
Indah… aku melihat senyum kalian begitu indah
Tulus… melebihi ketulusan seorang kekasih sejati
Tapi sayang, ternyata semua itu hanya bayangan
Semu, seperti sinar pualam rembulan. Segera hilang, jika bersua fajar
Aku tidak pernah tahu, kalau aku pun pernah tersenyum manis di atas luka orang lain
Luka yang akhirnya melukaiku tanpa pernah aku sempat berkata sesuatu…
Jogjakarta, 3 November 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar