Seorang mahasiswa fakultas kedokteran sedang termangu di hadapan mobilnya. Bagian depan Honda Jazz merah itu dipenuhi coretan spidol. Ia tak tau harus berbuat apa. Mau marah, pada siapa ia akan marah? Tentu tak seorangpun akan mengakui telah mencoreti mobil itu. Mau nangis, malu dong?! Laki-laki… Kebingungannya menjadi bertambah ketika ia mengetahui bahwa ayahnya akan datang ke kota tempat ia belajar.
Ia pun berpikir keras. Mencoba menemukan solusi yang cepat dan tepat untuk mengembalikan kondisi mobilnya seperti semula. Nalar kedokterannya bekerja. Menurut yang is ketahui, alkohol sering digunakan sebagai bahan pensterilat alat-alat kedokteran. Ia juga pernah melihat seseorang membersihkan whiteboard di papan tulis dengan alkohol.
Tanpa berpikir panjang, ia pun membeli alkohol. Menurutnya membawa mobil ke bengkel bukan solusi yang tepat, paling tidak untuk saat ini. Ayahnya sudah menunggu di kost. Ia takut, kalau ayahnya marah karena mobilnya belepotan tinta. Begitu ia berlogika.
Mulailah ia membersihkan coretan-coretan di mobil itu. Bingung dan was-was kini berganti menjadi suka cita, coretan-coretan itu sedikit demi sedikit hilang dari mobilnya. Ia senang, mungkin juga bangga karena bisa mengatasi kesulitannya sendiri, tanpa ke bengkel, mudah, dan murah.
Namun, sepertinya ia harus kembali menelan rasa senang itu, karena ternyata bukan cuma warna tinta yang hilang, tetapi cat mobilnya juga ikut terkelupas. Habis sudah… begitu ia mengakhiri petualangannya…
Jogjakarta, 15 Juli 2009
Sebuah kisah nyata, oleh-oleh seorang teman dari Semarang…
Rabu, 15 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar