Sabtu, 06 September 2008

Alas Kaki

Suatu sore di pelataran sebuah mesjid di sudut kota Makassar. Tiga orang gadis sedang menyantap jajanan dengan lahap. Setelah santapan mereka habis, satu per satu dari mereka berjalan ke arah toilet untuk mencuci tangan. Gadis pertama melepas alas kakinya, demi melihat tulisan di batas lantai mesjid itu. Gadis kedua pun mengikuti tingkah gadis pertama. Gadis ketiga yang berjalan paling belakang tidak melihat kedua temannya melepas alas kaki. Maka tanpa melepas alas kaki, berjalanlah ia dengan santai ke arah kran air untuk mencuci tangan. Rupanya gerak-gerik gadis ketiga itu diawasi oleh penjaga mesjid. Bapak penjaga yang sebetulnya belum pantas dipanggil bapak itu (karena masih sangat muda) memanggil gadis ketiga, sambil berkata “Hei…hei… bisa baca tulisan itu tidak?” kata penjaga mesjid sambil menunjuk ke arah papan bertuliskan ‘ALAS KAKI SAMPAI DI SINI’

Gadis ketiga itu lalu memandang ke arah tangan lelaki itu menunjuk, dan dengan sedikit ragu dan heran dia menjawab “Tidak”. Penjaga mesjid dan semua yang melihat kejadian itu (termasuk saya) hanya bisa menggeleng bersama rasa heran kami, seorang gadis di zaman seperti ini, membaca pun tak bisa…lalu apa yang bisa dia buat untuk dirinya…lebih-lebih untuk yang lain???

Teman-teman reader, itu adalah sebuah fenomena yang harus diberantas. Tolong diperhatikan ya.. setiap kali masuk mesjid ingat…’cita-cita kalian boleh setinggi langit, tapi alas kaki sampai di pelataran saja yach…’ (Alya, Ibtasim)

Keyboard, 17 Agustus 08

Saat semua penghuni kamar 5005 terbuai mimpi…

(Salam rindu buat Bundaku, Mbak Murni, Yufita, Tuti, dan Wita…)

Tidak ada komentar: