Selasa, 24 Juni 2008

Hadits Jibril

Hadits kedua dari kitab Arba'in An Nawawi adalah hadits yang juga diriwayatkan oleh Amirul Mu'minin 'Umar Radhiyallahu 'Anhu. Disebut hadits Jibril, karena menceritakan tentang kunjungan malaikat Jibril dalam majelis Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Berikut adalah terjemahan hadits tersebut:

Dari 'Umar Radhiyallahu 'Anhu juga, telah berkata: Ketika kami duduk dekat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam pada suatu hari maka dengan tiba-tiba datang kepada kami seorang laki-laki yang memakai pakaian yang sangat putih, berambut yang sangat hitam, tidak nampak padanya tanda-tanda perjalanan dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya, hingga ia duduk di hadapan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, lalu merapatkan lututnya ke lutut beliau dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas paha (Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam), seraya bertanya: Wahai Muhammad, beritahukanlah padaku tentang Islam! Maka Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menjawab: "Islam adalah keharusan bagi engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah dan Muhammad itu utusan-Nya, engkau mendirikan shalat, engkau mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengerjakan haji ke Baitullah bila engkau mampu." Dia berkata: Engkau benar. Maka kami heran, dia yang bertanya dan dia pula yang membenarkannya.

Lalu dia bertanya lagi: Beritahukanlah padaku tentang Iman! Jawab Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: "Hendaklah engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada rasul-rasul-Nya, kepada hari kiamat, dan hendaklah engkau beriman kepada qadar yang baik dan buruk." Orang itu berkata: Engkau benar.

Dia bertanya lagi: Beritahukanlah kepadaku tentang Ihsan! Jawab Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: "Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, jika engkau tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu."

Dia bertanya lagi: Beritahukanlah aku tentang (kapan) hari kiamat! Jawab Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: "Orang yang ditanya tentang itu tidak lebih tahu dari penanya itu sendiri."

Dia bertanya lagi: Beritahukanlah aku tentang tanda-tandanya! Jawab Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: "(di antaranya) jika seorang hamba (sahaya) telah melahirkan tuannya (majikannya), dan jika engkau melihat orang yang tak beralas kaki, tidak berpakaian, miskin dan penggembala kambing saling berlomba untuk membangun gedung yang tinggi."

Kemudian orang tadi pergi, lalu saya diam dalam waktu yang lama. Kemudian Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Wahai 'Umar, tahukah engkau siapa penanya tadi?" Jawabku: Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui, sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: "Sesungguhnya dia adalah Jibril yang datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian." Diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Pelajaran Hadits

Beberapa pelajaran yang dapat dipetik secara aqidah

  1. Ibnu Daqiq Al 'Idh berpendapat bahwa hadits ini merupakan induk hadits dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, di mana hadits ini menjelaskan seluruh perkara agama
  2. Imam Ibnu Rajab Al Hambali berpendapat bahwa hadits ini mempunyai kedudukan yang sangat agung, karena merupakan agama secara keseluruhan dan tak seorang pun dari ulama Islam membahas masalahnya kecuali menjadikan hadits ini sebagai dalil
  3. Hadits ini mencakup tentang tingkatan agama Islam, yaitu Islam, Iman, dan Ihsan
  4. Hadits ini telah mengabarkan kepada manusia beberapa tanda datangnya hari kiamat.

Beberapa pelajaran yang dapat dipetik secara adab

  1. Mengikuti majelis ilmu bersama orang-orang shalih adalah suatu keutamaan
  2. Seorang yang menghadiri majelis ilmu hendaklah memperbaiki penampilannya (Jibril datang dengan pakaian putih dan berambut hitam)
  3. Perlunya kesungguhan dan semangat dalam menuntut ilmu seperti kesungguhan para shahabat
  4. Malaikat Jibril meyebut "Wahai Muhammad", dapat dikarenakan dua sebab. Pertama, Boleh jadi malaikat tidak dilarang menyebut panggilan tersebut sebagaimana larangan bagi manusia dalam Q.S. An Nuur (24) : 63 (Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul diantara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain). Sesungguhnya Allah Telah mengetahui orang-orang yang berangsur- angsur pergi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih). Kedua, Jibril boleh jadi menampakkan dirinya sebagai orang awam.
  5. Penuntut ilmu boleh bertanya kepada gurunya (Jibril bertanya kepada Rasulullah, sedangkan Rasulullah adalah guru dalam majelis tersebut)
  6. Guru boleh bertanya kepada muridnya (Rasulullah bertanya kepada peserta majelis tentang tamunya)
  7. Tidak mendahului guru dalam berbicara (peserta majelis diam, sampai Rasulullah membuka pembicaraan)
  8. Ketika seorang yang berilmu ditanya tentang sesuatu yang tidak diketahuinya, maka katakanlah 'saya tidak tahu'
  9. Hendaklah seorang yang mempunyai hajat di suatu tempat, segera pulang jika hajatnya telah selesai
  10. Mencari ilmu hendaklah pada orang yang menguasai ilmu tersebut.

Wallahu a'lam

Tidak ada komentar: